BERDOA
.co
christian
online
Doa

Lakukan karena Yesus Melakukannya

Dari Doa

Langsung ke: navigasi, cari

Jika kita tidak memiliki contoh yang lain, sebagai pengikut Yesus kita perlu mengadakan waktu-waktu teduh, doa penantian sebagai suatu prioritas dalam hidup kita, karena Juru Selamat kita melakukannya. Ia membuat keheningan dan kesendirian di hadirat Allah, yang adalah pendamping tetap-Nya. Tidak peduli, betapa besar kesibukan yang Ia hadapi atau situasi apapun yang harus dihadapi-Nya, pelayanan-Nya kepada banyak orang selalu diselingi dengan waktu-waktu doa secara pribadi.

Yesus melakukan sendiri apa yang Ia ajarkan kepada murid-murid-Nya. "Pergilah ke kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapa-Mu yang ada di tempat tersembunyi" (<a href="http://alkitab.mobi/tb/Mat/6/6/">Matius 6:6</a>)

"Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana." (<a href="http://alkitab.mobi/tb/Mrk/1/35/">Markus 1:35</a>)

"Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa." (<a href="http://alkitab.mobi/tb/Mrk/6/46/">Markus 6:46</a>)

"Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah." (<a href="http://alkitab.mobi/tb/Luk/6/12/">Lukas 6:12</a>)

Tidaklah mengherankan, di malam ketika Yesus menghadapi sebuah tantangan yang amat besar, ketika prospek salib menjulang di hadapan-Nya, Ia menyendiri ke Getsemani untuk menghabiskan waktu sendiri bersama Allah. Ia tahu berdasarkan pengalaman selama bertahun-tahun bahwa hanya melalui hubungan yang intim dengan Bapa-Nya sajalah, Ia menerima kekuatan ilahi untuk melengkapi misi-Nya. Ia tahu bahwa selama ia berjaga-jaga dan berdoa, Ia akan dimasuki dengan kekuatan Roh yang dibutuhkan untuk menjadikan Ia mampu menjalani tugas.

Ini sesuatu dimana kita, sebagai pengikut, harus memahami seperti yang telah Ia lakukan. Ketika kita memberi waktu untuk menunggu Tuhan, kapasitas spiritual kita meningkat. Itu akan menjadi seolah-olah kita membentangkan diri kita di dalam sehingga kita dapat menerima lebih dari Allah. Kita diperlengkapi dalam hadirat-Nya untuk melakukan apa yang Ia ingin kita lakukan.

Ruang Spiritual Terisi dengan Api

Walaupun terdengar seperti sebuah perbandingan yang aneh, saya melihat waktu-waktu teduh bersama Allah lebih seperti tanda selingan di dalam halaman yang dicetak. Waktu-waktu itu seperti tanda koma dan titik koma yang memberi arti kepada tulisan di dalam hidup kita. Mereka adalah fase berhenti ilahi pada saat dimana Allah memberi kita arahan.

Waktu-waktu itu adalah ruang spiritual yang membawa keseimbangan dan bentuk kepada keadaan sebaliknya yang dapat dikatakan sebagai serangkaian peristiwa tidak masuk akal, kebisingan yang kabur, serta terburu-buru.

Tidak seperti ruang-ruang di dalam selembar kertas, bagaimana pun ruang-ruang spiritual dimana kita bertemu dengan Allah tidaklah kosong. Mereka diisi dengan diri-Nya. Ruang itu dibakar dengan kehadiran-Nya, suatu kehadiran yang mengubah kita sepasti api alam mengubah susunan kimia dari kayu.

Waktu-waktu menunggu dalam terang dan kehangatan Allah berdampak pada kita seperti ketika Yesaya terkena dampak dari kunjungannya dalam ruang tahta Allah. Ketika ia melihat kemuliaan yang berapi-api di sana, ia berseru, " "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam." (<a href="http://alkitab.mobi/tb/Yes/6/5/">Yesaya 6:5</a>)

Dalam terang kehadiran Allah, Yesaya mengenali ketidaksempurnaannya. Ia melihat bahwa dalam dirinya, ia tidak layak untuk menjadi corong dari Tuhan. Akan tetapi, bagi Yesaya, seperti halnya bagi kita, jawaban bagi ketidaksempurnaannya datang melalui api dan kemuliaan yang sama yang mengungkapkannya. Hal itu datang, kata Yesaya, ketika salah satu dari Serafim itu terbang mendapatkannya "di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: 'Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni.'" (<a href="http://alkitab.mobi/tb/passage/yesaya+6%3A6-7">Yesaya 6:6-7</a>)

Pikirkanlah itu! api yang membersihkan bibir Yesaya adalah api yang sama yang membakar hati murid-murid dalam perjalanan ke Emaus. Itu adalah api yang sama yang membakar orang-orang percaya saat ini ketika mereka menantikan Tuan mereka di tempat rahasia. Itu adalah api yang sama yang memberi energi dan memampukan tubuh Kristus untuk menyebarkan kasih dan kuasa dan Injil Allah kepada dunia yang gelap dan berdosa.

Masing-masing dari kita benar-benar membutuhkan api itu, Akan tetapi, banyak orang percaya saat ini berusaha untuk berjuang sendiri tanpa api tersebut.

Terkadang, ketika saya berada di dalam roh, saya dapat mendengar seruan frustasi mereka. "Bagaimana saya dapat memenuhi misi pentahbisan Allah?", tanya mereka. "Bagaimana saya dapat meraih tujuan yang telah ditetapkan-Nya bagi saya? Saya mengetahui apa yang seharusnya saya lakukan, tetapi di sana terdapat jurang yang lebar yang memisahkan saya darinya, dan saya tidak tahu bagaimana cara untuk menyeberangi jurang itu."

Biarkan saya berbicara kepada Anda, teman-teman dan para pendoa terkasih, sementara kita menunggu Allah, Ia akan membangun jembatan yang akan membawa kita ke seberang. Ia akan memberi kita sayap elang untuk membubung bersama-Nya dan mata elang untuk melihat kemana Ia kehendaki untuk kita pergi. Ia akan menemui kita di jalan menuju Emaus. Jadi, tidakkah Anda akan menjadi lebih sering bepergian? Injaklah itu dengan sering sampai menjadi jalan lebar yang mudah ditemukan. Biarkan kehadiran Allah yang hening menyela hidup Anda dengan lebih dan lebih bersama arah, keseimbangan, dan struktur.


Diterjemahkan dari:

Nama situs: CFaith
Alamat URL: http://www.cfaith.com/index.php?option=com_content&view=article&id=16896:do-it-because-jesus-did&catid=50:prayer-
Judul asli artikel: Do it Because Jesus Did
Penulis artikel: Lynne Hammond
Tgl Akses : 12 April 2013