BERDOA
.co
christian
online
Doa

Jangan Hanya Meminta Berkat, Naikkanlah Syukur

Dari Doa

Langsung ke: navigasi, cari
Jangan Hanya Meminta Berkat, Naikkanlah Syukur


Saya ingin Anda membayangkan peristiwa ketika Yesus memberi makan 5.000 orang. Pada saat itu, ada begitu banyak orang lapar yang berada di kaki bukit itu. Maka, Yesus pun mengambil bekal dari seorang anak kecil, mengangkat makanan itu dan mengucapkan doa makan yang biasa kita dengar: "Berkatilah makanan ini sehingga memberi gizi bagi tubuh kami dan memberi kami kekuatan. Amin."

Saya ingin mengatakan kepada Anda, peristiwa hari itu tidak terjadi demikian. Tidak mungkin!

Sejak kapan kita mengucapkan berkat atas makanan kita? Sejujurnya, makanan kita telah sebegitu diberkatinya sehingga kebanyakan dari kita justru menjadi "kelebihan gizi"!

Anda dapat menemukan dua kata di Perjanjian Batu yang secara umum selalu terkait dengan doa sebelum makan.

1. Pujian

Inilah yang sebenarnya terjadi ketika Yesus memberi makan 5.000 orang itu. "Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu..." (Markus 6:41). Kata dalam bahasa Yunani bagi "berkat" di ayat ini adalah "eulogeo" yang berarti "memuji, memuliakan". Kata itu sebenarnya menerjemahkan "barak", yang dalam bahasa Ibrani yang berarti "memberkati". Akan tetapi, bukan makanan itu yang Yesus "berkati",melainkan Bapa-Nya.

Setiap orang Yahudi yang saleh akan menaikkan pujian ini sebelum mereka memecahkan roti: "Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah kami, Raja Dunia yang menyediakan roti dari dalam bumi." Dan, sebelum membagikan anggur, pujian itu berbunyi seperti ini: "Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah kami, Raja Dunia yang menciptakan hasil pokok anggur." Kata pertama dari pujian itu, "eulogeo," mengingatkan kita untuk memuji Allah sebelum kita menyantap makanan.

2. Syukur

Doa sebelum makan yang kedua berasal dari sebuah kata dalam bahasa Yunani, "eucharisteo". Kata ini di kemudian hari diserap menjadi "Ekaristi", sebuah ungkapan yang merujuk pada Perjamuan Kudus. "Eucharisteo" berarti "bersyukur, menaikkan ucapan terima kasih", kata inilah yang diterjemahkan menjadi "berkat" pada catatan tentang Perjamuan Makan yang Terakhir

"Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat (eulegeo), memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: 'Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku.' Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur (eucharisteo) lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: 'Minumlah, kamu semua, dari cawan ini.'" (Matius 26:26-27)

Yang Yesus lakukan pada saat perjamuan Paskah ini adalah menaikkan ucapan syukur, yang secara tradisional diucapkan ketika menyantap roti dan minum anggur. Kebiasaan menaikkan ucapan syukur atas setiap makanan yang sudah tersedia adalah sesuatu yang biasa dilakukan oleh orang Yahudi.

Klub "Berkatilah Saya"

Jadi, mengapa kita sebagai orang Kristen justru meminta berkat atas makanan kita, bukan memuji Allah atas makanan itu? Apakah ini berasal dari tradisi kita? Kebiasaan kita? Kesalahpahaman mengenai hal ini mungkin saja terjadi karena kesalahan penerjemahan bagian Alkitab yang saya kutip di atas. Dalam versi King James, Matius 26:26 berbunyi seperti demikian: "And as they were eating, Jesus took bread, and blessed it, and brake it, and gave it to the disciples, and said, 'Take, eat; this is my body.' (Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, kemudian memberkatinya, memecah-mecahkannya, lalu memberikannya kepada para murid dan berkata, "Ambil, dan makanlah; inilah tubuhku.") Perhatikan tambahan kecil di dalam ayat itu, kata "it" (yang diterjemahkan menjadi akhiran -nya) ditambahkan di setelah kata "bless" ("berkat"). Faktanya, kata ganti yang merujuk kepada roti itu tidak terdapat pada teks Yunani -- itulah sebabnya dicetak miring dalam Alkitab versi King James. Akan tetapi, "bless it" ("memberkatinya") mengimplikasikan pengertian yang jauh berbeda dari "bless God" ("memuji Allah"). Tambahan kata sekecil itu telah memelintir cara doa makan kita menjadi sesuatu yang tidak dimaksudkan oleh Yesus.

Meminta berkat kepada Allah bukanlah sesuatu yang salah, tidak sama sekali. Yesus mengajar kita untuk berdoa seperti ini: "Berikanlah kepada kami, makanan kami yang secukupnya" -- tapi, kalimat itu diucapkan setelah kata-kata pujian: "Bapa kami yang ada di surga, dikuduskanlah nama-Mu. Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu...."

Sekali lagi, meminta berkat kepada Allah bukanlah sesuatu yang salah, tetapi tidak seharusnya menjadi bagian utama dari doa-doa kita. Jika kita terus-menerus melakukannya, kita hanya akan menjadi anak-anak yang serakah. Doa yang hanya meminta berkat adalah doa yang yang egois, bukan doa yang berserah. Doa semacam itu tidak memenuhi hukum yang utama, yang menuntut kita untuk mengasihi Allah dengan segenap hati dan mengasihi sesama kita seperti kita mengasihi diri kita sendiri.

Jadi, Bagaimana Seharusnya Kita Berdoa?

Rasul Paulus mengajarkan prinsip doa dalam perspektif berikut ini: "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." (Filipi 4:6). Perhatikan frasa "dengan ucapan syukur" yang terkait erat dengan "nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah." Doa yang benar adalah doa yang berpusat kepada Allah, bukan kepada diri sendiri. Prinsip inilah yang menjadi kunci untuk berdoa dengan iman yang sejati.

Jadi, ketika Anda berdoa untuk makan, ingatlah bahwa makanan Anda sudah cukup mendapat berkat, karena itu pujilah Allah yang menyediakannya bagi Anda. Anda dapat memuji Allah seperti yang dilakukan Yesus, "Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah kami, Raja Dunia yang menyediakan roti dari dalam bumi," atau menaikkan doa sederhana lainnya untuk mengucap syukur atas makanan yang telah disediakan bagi Anda. Lain kali, ketika Anda berdoa, jangan hanya meminta berkat saja, tetapi naikkanlah pujian dan syukur kepada Bapa. (t/Yudo)

Diambil dari:
Nama situs: Joyful Heart
Alamat URL: http://www.joyfulheart.com/thanksgiving/offer-blessing.htm
Judul asli artikel: Don't Ask the Blessing, Offer One
Penulis artikel: Dr. Ralph F. Wilson
Tanggal akses: 4 Febrauari 2014