BERDOA
.co
christian
online
Doa

Berdoa Menurut Kehendak Tuhan

Dari Doa

Langsung ke: navigasi, cari

"Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya." (1 Yohanes 5:14-15)

Dalam Yudaisme kuno, ada sebuah pemahaman bahwa Allah hanya menjawab doa orang-orang hebat – kepala keluarga seperti Musa, Abraham, Elia - dan bukan doa orang-orang biasa. Tetapi Yesus mengajarkan kepada kita bahwa Allah mendengar doa setiap anak Tuhan. Dialah yang mengatakan kepada kita untuk selalu berdoa dan dengan tidak jemu.

Doa adalah percakapan antara seorang anak Allah dengan Bapa surgawinya yang penuh kasih. Ini adalah kehormatan tertinggi seorang Kristen. Namun, di dalam gereja saat ini terdapat kebingungan tentang hal doa. Orang sering mengatakan, "Saya berdoa tapi tidak ada yang terjadi. Apakah sebenarnya doa ini?" Dalam studi ini kita akan melihat apa artinya berdoa sesuai dengan kehendak Allah dan menerima apa yang kita minta.

Konteks Doa

Pertama, kita akan mengkaji konteks doa. Alkitab berkata bahwa Tuhan tidak mendengar doa-doa orang-orang yang tidak mengenal Tuhan. Dalam Ibrani 11:6 kita membaca bahwa orang yang datang kepada Allah "harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia." "Dia" menunjuk kepada Allah, yang kudus dan paling bijaksana, bukan dewa buatan manusia.

Tuhan dalam Alkitab mendengar doa orang-orang yang percaya kepada-Nya dan berjalan dalam ketaatan kepada-Nya. Pemazmur menulis, "Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar." (Mazmur 66:18). Setelah orang buta di Yohanes 9 disembuhkan oleh Tuhan Yesus, ia membuat pernyataan yang mendalam mengenai doa. Pertama, secara negatif, katanya, "Kita tahu bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa" (Yohanes 9:31). Kemudian, secara positif, ia berkata, " Dia mendengarkan orang-orang yang saleh .... " Tuhan tidak mendengarkan doa orang berdosa, tetapi Dia mendengarkan doa dari orang-orang yang saleh. Kemudian orang yang disembuhkan menjelaskan lebih lanjut apa yang menjadi ciri orang yang doanya didengar oleh Allah: ia adalah orang "yang melakukan kehendak Allah."

Tuhan tidak hanya tidak mendengar doa-doa orang-orang yang tidak mengenal-Nya, tetapi Dia juga tidak mendengar doa orang Kristen yang murtad, yang hatinya menghukum mereka, seperti yang kita baca dalam 1 Yohanes 3. Tuhan berkata kepada umat-Nya yang berdosa, "tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu."(Yesaya 59:2).

Dalam 1 Yohanes 3:1 kita membaca, "Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah!" Itulah hubungan kita dengan Tuhan : Dia telah menjadi Bapa surgawi kita dan kita telah menjadi anak-anak-Nya. Dalam hubungan ini ada persekutuan, yang dinyatakan melalui doa. Semua orang yang lahir dari Allah telah menerima Roh Kudus sebagai anak sehingga, seperti seorang anak mulai bernapas dan menangis ketika lahir, demikianlah Anda, jika Anda adalah seorang Kristen yang sejati, akan berseru kepada Allah, "Abba, Bapa," dengan kuasa Roh Kudus.

Sebagai Bapa kita, Allah menjaga kita. Bahkan, setiap kebutuhan kita dipenuhi oleh Dia sebagai jawaban doa. Beberapa orang bertanya, "Mengapa kita masih harus berdoa? Bukankah Allah berdaulat, sehingga Dia akan melakukan apapun yang Dia mau?" Tapi meskipun Tuhan kita menggenapkan semua yang telah ditetapkan-Nya, Dia juga menetapkan sarana yang melaluinya Dia akan menggenapi tujuan-Nya. Misalnya, tidak ada yang bisa diselamatkan tanpa percaya kepada Yesus Kristus. Begitu juga Allah telah menetapkan doa sebagai sarana yang melaluinya Dia akan memberkati umat-Nya.

Dengan demikian, doa adalah bagian penting dalam kehidupan Kristen. Yesus Kristus sendiri, Anak Allah, berdoa setiap hari. Kehidupan doa Yesus secara khusus ditekankan dalam Injil Lukas. Di seluruh Alkitab kita membaca tentang umat Allah yang berdoa. Misalnya, dalam Filipi 1:19 Paulus menulis dari penjara bahwa ia berharap akan dibebaskan melalui doa orang-orang kudus di Filipi. Dengan kata lain, dia tahu bahwa Tuhan akan mencapai tujuan di dunia melalui doa-doa mereka. Doa, oleh karena itu, sangatlah penting dan perlu bagi orang Kristen.

Tanpa doa kita layu dan redup. Itulah sebabnya mengapa kita kadang-kadang melihat orang Kristen tertekan, bingung, sedih, tidak bahagia, dan mengeluh. Masalah mereka adalah tidak berdoa.

Keyakinan dalam Doa

Hal kedua yang kita lihat di bagian ini adalah kepercayaan yang kita miliki sebagai anak-anak Allah dalam mendekati Allah. Ketika kita datang kepada Allah dalam doa, kita harus memiliki keyakinan bahwa Dia menerima kita serta doa-doa kita.

Dalam 1 Yohanes 5:13 kita membaca, "Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal." Jika kita memiliki hidup yang kekal, kita telah menjadi anak-anak Allah. Itu adalah hal pertama yang perlu kita ketahui karena jika kita tidak memiliki pemahaman itu, kita tidak bisa datang kepada Tuhan dalam keyakinan. Karena Allah adalah Bapa surgawi kita, kita bebas untuk datang kepada-Nya seperti anak duniawi datang kepada ayah duniawinya. Kita dapat melakukannya dengan keyakinan karena, sebagai anak-anak Allah, kita mengasihi Dia dan Dia mengasihi kita. Allah sangat senang menyambut kita di hadapan-Nya. Dengan kata lain, sebagai anak-anak Allah, telinga-Nya tersedia kapan saja. Hal yang luar biasa! Telinga Tuhan terbuka untuk doa-doa kita.

Anak-anak Presiden Amerika Serikat menikmati akses seperti ini ke ayah mereka, meskipun beliau adalah orang yang sangat sibuk. Jika Gedung Putih menerima telepon dari salah seorang anak Presiden, bukankah beliau akan segera menerimanya? Telinganya selalu terbuka untuk permintaan mereka. Saya kira telinga Presiden tidaklah terbuka untuk permintaan kita seperti demikian.

Jauh lebih besar, Bapa surgawi kita memperhatikan kita dan senang mendengar kita dan mengabulkan permohonan kita. Saya harap kita mengetahui kebenaran ini.

Dalam 1 Yohanes 5:15 Yohanes memulai, "Dan kita tahu .... " kata Yunani yang digunakan di sini adalah oidamen. Ada dua kata untuk "tahu" dalam bahasa Yunani. Salah satunya adalah oidamen dan yang lainnya adalah ginôskô, yang mengacu pada memperoleh pengetahuan melalui membaca, riset, dan sebagainya. Tapi oidamen mengacu mengetahui sesuatu dengan pasti. Ini adalah kepastian yang ada di dalam kita melalui Roh Allah. Hal ini digunakan dua kali dalam ayat ini : "Kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta .... " dan " kita tahu bahwa kita memiliki apa yang kita minta kepada-Nya. " Itu adalah keyakinan ganda. Dengan kata lain, kita memiliki kepastian yang berasal dari Roh karena kita adalah anak-anak Allah.

Beberapa orang bingung tentang hal ini. Mereka mengatakan, "Saya berdoa untuk semua hal ini tapi tidak mendapatkan apa-apa." Itu membawa kita pada hal ketiga, yaitu syarat untuk berdoa. Syarat untuk Doa

Di dalam 1 Yohanes 5:14 kita membaca, “Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya.”

Di sinilah orang –orang menjadi bingung tentang berdoa. Agar doa menjadi efektif, itu harus sesuai dengan kehendak Allah. Dengan kata lain, Tuhan tidak akan mendengar doa yang berada di luar atau bertentangan dengan kehendakNya yang dinyatakan. Misalnya, ketika nabi Natan datang kepada Daud dan berkata, "Anakmu akan mati "(2 Samuel 12:14), Daud berdoa dengan berpuasa selama tujuh hari. Namun tidak ada yang terjadi dan anak itu meninggal. Tuhan tidak mendengar doa Daud karena itu berada di luar dan bertentangan dengan kehendak Tuhan, yang sudah dinyatakan melalui Nabi Natan.

Berapa banyak orang berpikir bahwa berdoa adalah membujuk Tuhan untuk melakukan kehendak kita atau berusaha membuat Tuhan berubah pikiran! Tapi itu bukanlah doa. Doa berarti meminta Tuhan untuk melakukan kehendak-Nya yang kita terima. Dengan kata lain, ketika kita membuat kehendak Allah menjadi kehendak kita, keinginan kita akan terjadi karena itu adalah kehendak-Nya, dan kehendak-Nya selalu terjadi. Jika kita dapat memahami kebenaran ini, kita dapat menghindari banyak kebingungan dan mulai berdoa dengan benar.

Doa adalah berkata kepada Bapa surgawi kita, "Jadilah kehendak-Mu." Doa adalah berkata kepada Allah, "Bukan kehendak saya tapi kehendak-Mu yang terjadi." Doa yang benar memuliakan Allah.

Menyelaraskan Kehendak Kita dengan Kehendak Allah

Ketika orang-orang percaya masih baru dalam kehidupan Kristen mereka, mereka belajar tunduk kepada kehendak Allah melalui doa. Orang-orang percaya yang baru tidak selalu tahu bagaimana harus berdoa sesuai dengan kehendak Allah karena itu adalah hal yang dipelajari oleh orang-orang seiring dengan berjalannya waktu ketika mereka semakin mengenal tentang firman Allah. Orang-orang Kristen yang masih baru bisa menaikkan semua jenis doa yang akan Tuhan lihat dan edit, batalkan beberapa dan menyesuaikannya dengan yang lain, dan mengatakan " Ya" untuk beberapa doa dan " Tidak" untuk doa yang lain. Kadang-kadang orang-orang baru tersebut jadi bingung dan bertanya," Mengapa Allah tidak melakukan semua yang kami minta kepada-Nya?" Pada titik ini orang-orang harus menyadari bahwa doa yang benar adalah latihan pembelajaran untuk tunduk kepada kehendak Allah.

Maka, melalui doa, kita belajar untuk membedakan kehendak Allah dan menaatinya. Hal ini terjadi terutama ketika Dia menolak untuk mengabulkan permintaan tertentu kita. Mengapa Allah tidak memberi kita segala sesuatu yang kita minta? Karena beberapa hal yang kita minta bukanlah kehendak-Nya. Tetapi, jika kita tidak memahami prinsip ini, kita akan menjadi tertekan dan bingung dan mengeluh, memalingkan diri dari Allah karena Dia tidak melakukan apa yang kita ingin agar Dia lakukan. Saya berharap kita akan bertumbuh dalam Tuhan sehingga, bukannya menggerutu, tapi kita akan belajar untuk menerima kehendak Tuhan dan berkata, "Terima kasih, Tuhan, karena tidak mengabulkan apa yang saya minta. Sekarang saya sadar itu bukan kehendak-Mu dan oleh karenanya itu tidak baik untuk saya."

Misalkan Anda tidak punya uang. Kemudian Anda akan berdoa. Misalkan Anda tidak memiliki transportasi . Kemudian Anda akan mencari Tuhan. Beberapa orang memiliki segalanya dan mereka melakukan dosa dengan karunia yang telah diberikan Tuhan kepada mereka. Jadi jika Anda berdoa untuk mendapatkan lebih banyak uang dan Allah tidak memberikannya kepada Anda, mungkin Dia tahu bahwa uang yang lebih banyak akan berbahaya bagi Anda. Misalkan Anda berdoa untuk sebuah mobil baru, dan Dia berkata, "Tidak, pakai saja mobil yang lama." Ketika kita melihat hal-hal dengan cara seperti ini, kita akan memahami mengapa Tuhan tidak memberi kita segala yang kita minta. Ia hanya memberikan apa yang telah ditetapkan-Nya.

Syarat doa yang mujarab, karena itu, adalah tidak boleh ada pertentangan antara kehendak Tuhan dan kita. Kita harus belajar untuk mengatakan, "Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan." Kita harus menyangkal diri, memikul salib, dan mengikuti Dia. Kita harus mengatakan dengan sungguh, "Aku telah disalibkan dengan Kristus dan bukan aku lagi yang hidup, melainkan Kristus hidup di dalam aku." Kita harus menyadari bahwa kehendak Allah saja yang baik, menyenangkan, dan sempurna, sehingga ketika kehendak kita bertentangan dengan kehendak-Nya dan Dia menolak untuk mengabulkan permohonan kita, kita dapat mengatakan, "Terima kasih, Tuhan, karena tidak memberi saya apa yang saya minta karena apa yang saya minta itu bukan kehendak-Mu. Itu tidak baik, tidak sempurna, tidak menyenangkan. "

Sebelum kita bertobat, kita hanya melakukan kehendak daging dan pikiran kita, seperti yang ditulis Paulus dalam Efesus 2:3. Kita tidak berurusan dengan kehendak Allah. Tapi sekarang sebagai anak-anak Allah, kita harus memahami dan melakukan kehendak Allah, seperti yang kita baca dalam Efesus 5:17 dan 6:6.

Yesus Kristus, Sang Pendoa

Yesus Kristus adalah sang pendoa yang selalu melakukan kehendak Tuhan, jadi kita harus mengikuti teladan-Nya jika kita ingin belajar berdoa sesuai dengan kehendak Allah. Misalnya, dalam Yohanes 4:34 Yesus berkata, "makanan-Ku," yang berarti kekuatan, kesenangan, kegembiraan-Ku," adalah untuk melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya." Seperti yang baru saja kita bicarakan, yaitu konteks doa. Dengan kata lain, Yesus berkata, "Kesenangan-Ku, kekuatan-Ku, sukacita-Ku, gairah-Ku adalah untuk mengetahui kehendak Allah, untuk melakukan kehendak Allah, dan untuk menggenapi kehendak Allah - bukan untuk melakukan kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku. " Jadi, ketika Yesus berdoa, Dia berdoa sesuai dengan kehendak Allah dan apa yang didoakan, Dia menerimanya.

Dalam Yohanes 5:30 Yesus berkata, "Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku." Yesus bukan hanya Anak Allah, tetapi Dia juga adalah hamba yang melakukan kehendak Allah dan Bapa. Dalam Yohanes 6:38 Yesus berkata, " Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku." Dalam Yohanes 8:29-30 Yesus berkata, "Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya."

Bagaimana Berdoa Menurut Kehendak Allah

Lalu, bagaimana kita harus berdoa sesuai dengan kehendak Allah ?

Doa kita harus dipusatkan pada firman Allah, karena kehendak Allah ditemukan dalam firman Allah. Berapa banyak orang yang melihat pada subjektivitas mereka sendiri sebagai panduan, mengira bahwa itu adalah cara supaya mereka bisa membedakan kehendak Allah? Orang-orang tersebut selalu mendengarkan diri mereka sendiri dan tidak berurusan dengan Roh Kudus dan Kitab Suci.

Tuhan tidak menyelamatkan kita untuk membiarkan kita mendengarkan subjektivitas kita sendiri. Hal itulah yang kita lakukan dalam hidup kita yang lama. Sebelum kita menjadi orang Kristen, kita semua pada dasarnya melakukan kehendak daging dan pikiran kita sendiri sepanjang waktu. Pada kenyataannya, kita tidak memiliki kebebasan untuk melakukan apa pun. Kita dikuasai sepenuhnya oleh nafsu dan keinginan kita sendiri.

Sekarang sebagai orang Kristen kita dikuasai oleh firman Allah dan Roh. Jadi jika kita ingin berdoa sesuai dengan kehendak Allah, kita harus berpusat pada firman. Dalam Yohanes 15:7 Yesus berkata tentang berdoa, " Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya."

Kita harus menyadari bahwa kehidupan yang berpusat pada firman bukanlah kehidupan kegelapan dan dosa yang tersembunyi. Kami baru saja mendengar tentang seorang pria yang sudah menikah, seorang pendeta, dan memiliki beberapa anak yang menggunakan internet untuk mencari gadis-gadis berusia tiga belas tahun untuk berhubungan seks dengan mereka. Dia pikir tak seorang pun akan memergokinya, tapi ketika ia pergi untuk bertemu dengan seorang gadis berusia tiga belas tahun yang ia kenal lewat Internet , ternyata dia adalah seorang polwan, dan pria ini pun ditangkap. Dia telah melakukan dosa tersembunyi dan bukannya hidup dengan berpusat pada firman.

Jika Anda mengatakan, " Tuhan tidak menjawab doa saya. Saya bingung," Saya ingin bertanya: Apa yang diam-diam Anda lakukan? Apakah Anda melakukan dosa tersembunyi, atau apakah Anda berupaya untuk tinggal di dalam Kristus dan firman-Nya tinggal di dalam Anda? Jika yang terakhir ini yang Anda lakukan, maka Anda hidup dalam konteks di mana Anda dapat meminta apa pun yang Anda kehendaki dalam doa dan akan diberikan kepada Anda.

Dalam 1 Yohanes 3:21-22 kita membaca, "Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah. Tapi kemudian Yohanes mengatakan, "jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah, dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya. " Itulah konteks di mana kita menerima permintaan kita.

Mengapa banyak doa kita yang tidak didengar? Karena kita hidup dalam dosa. Kita selalu membenarkan diri kita sendiri, dengan mengatakan, "Oh, aku berdoa, aku berseru, aku berpuasa tujuh hari, namun Allah tidak mengabulkan permintaanku." Tapi kita tidak ingin hidup dalam ketaatan kepada Allah, dan setiap kali seseorang bertentangan dengan kita, kita menjadi tidak bahagia. Kita sombong, keras kepala, dan tidak mau bertobat, namun ketika kita berdoa untuk segala macam hal, kita menjadi marah ketika doa-doa kita tidak dijawab.

Kolose 3:16 mengatakan, "Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu." Itu berarti firman Tuhan harus menguasai hidup kita. Jadi syarat pertama untuk doa yang mujarab adalah hidup yang berpusat pada firman. Kita harus mempelajari Alkitab dengan seksama, terutama janji-janji Allah. Dalam 2 Korintus 1 Paulus mengatakan janji-janji Allah bukanlah " Ya" dan " Tidak ", tetapi " dalam Dia hanya ada ' Ya. ' Karena tidak peduli berapa banyak janji Tuhan, mereka adalah 'Ya' di dalam Kristus " (ayat 19-20).

Kita harus berada dalam hubungan yang benar. Tidak hanya kita harus mengasihi Allah dan menuruti firman-Nya, tetapi kita juga harus mengasihi saudara-saudara, umat Allah. Matius 5:23-24 memberitahu kita bahwa ketika kita datang untuk beribadah dan ingat bahwa seseorang memiliki sesuatu terhadap kita, kita harus keluar dan membereskan masalahnya karena Tuhan tidak akan mendengar doa kita sampai kita telah melakukannya. Dalam Markus 11:24 kita membaca, "Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu. "

Kita tidak bisa menerima sesuatu dalam doa ketika kita tidak dalam hubungan yang benar dengan Allah atau umat-Nya. Apakah Anda pernah berpikir tentang itu? Apakah Anda pernah mengatakan, "Mungkin doa saya tidak dikabulkan karena saya membenci saudara-saudara saya. Saya bersikap dingin terhadap mereka. Saya tidak mengampuni mereka. Saya tidak menentang mereka ketika saya melihat mereka melakukan hal-hal yang jahat . "

Kita harus berdoa tanpa keraguan. Yakobus 1:6-8 memberitahu kita bahwa ketika kita berdoa, kita tidak boleh ragu. Allah adalah benar dan setia kepada janji-Nya. Kita harus percaya dan tidak ragu bahwa Dia akan mendengarkan doa-doa kita saat kita berdoa sesuai dengan kehendak-Nya.

Kita harus selaras dengan kehendak Allah dan umat Allah. Dalam Matius 18:19-20 kita membaca, "Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." Ini adalah doa simfoni. Ini adalah suami dan istri yang sepakat dan percaya bersama-sama; itu adalah gereja yang datang bersama-sama dalam kesepakatan dan berdoa.

Kita harus berdoa dengan motivasi yang benar. Sebagai pendeta di gereja Yerusalem, Yakobus mungkin menemui orang-orang yang datang kepadanya dan berkata, " Aku tidak mengerti. Aku telah berdoa untuk segala macam hal, tapi tidak mendapatkan apa-apa. Mengapa Anda masih memberitahu kami untuk berdoa?" Pendeta Yakobus mungkin menulis pasal keempat suratnya untuk memberitahu mereka bahwa mereka punya masalah dengan motivasi mereka. Jadi dalam Yakobus 4:3 kita membaca, "Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu." Ketika kita tidak menerima jawaban atas doa tertentu, Tuhan mungkin mengatakan kepada kita, "Kamu terlalu memuliakan diri dan berpusat pada hal-hal yang sementara. Kamu tidak memiliki ketertarikan pada kemuliaan dan tujuan Allah. Pikiranmu jauh dari kepentingan kerajaan Allah. Itulah sebabnya mengapa kamu tidak menerima apa yang kamu minta."

Kita harus berdoa dalam nama Yesus. Dalam Yohanes 14:13, Yesus berkata, "dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak." Dalam Yohanes 15:16 kita membaca, "bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu." Dalam Yohanes 16:26 kita membaca, "Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku."

Kita mendengar tentang penelitian yang dilakukan melalui tes-dokter-ganda-buta di mana orang berdoa dan orang sakit menjadi lebih baik. Doa tersebut hanya merupakan kebodohan psikologi sama sekali karena sebagian besar orang dalam studi ini berdoa kepada allah apa pun menurut pikiran mereka. Doa seperti ini adalah demonologi dan persuasi diri sendiri; tidak ada hubungannya dengan doa yang benar. Doa yang benar adalah yang dinaikkan kepada Allah Bapa dalam nama Yesus Kristus melalui kuasa Roh Kudus. Segala sesuatu yang lain adalah omong kosong.

"Kepada siapa Anda berdoa?" kita bertanya kepada orang-orang dalam studi tersebut. "Oh, saya berdoa begitu saja," kata mereka. Ini bukan doa yang benar. Berdoa dalam nama Yesus berarti kita harus mengetahui siapa Dia: pertama, bahwa Dia adalah Anak yang kekal yang mengambil pada dirinya sifat manusia, dan, kedua, bahwa Dia adalah Allah yang diberikan sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. Yesus Kristus mati di kayu salib untuk dosa-dosa kita, maka kita bisa datang kepada Allah hanya dalam nama-Nya dan kebaikan-Nya, bukan karena jasa diri kita sendiri. Ketika kita datang kepada-Nya dengan cara ini, kita berkata, "Ya Tuhan, saya sama sekali tidak layak; saya bukan apa-apa, tapi saya datang, ya Allah Bapa, dalam nama Yesus Kristus, Anak-Mu karena Engkau memberi saya iman untuk percaya kepada-Nya."

Kita harus datang kepada Tuhan dengan iman. Dalam Matius 21:22 Yesus berkata, "Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya."

Kita harus berdoa untuk hal-hal yang Allah tertarik dengan itu. Yohanes mengatakan, "apapun yang kita minta ... " Kata yang digunakan adalah "hal-hal. " Jika kita memeriksa doa kita, kita akan melihat bahwa hal yang biasanya kita minta adalah yang bersifat sementara, hal-hal duniawi : "Berkatilah kami"; "Beri saya istri"; "Beri saya suami "; "Beri kami dua anak"; "Beri saya pekerjaan"; " Beri saya kenaikan pangkat "; " Beri kami keamanan dari sini ke sana"; "Tolong saya mengerjakan tes ini"; "Tolong saya untuk mendapatkan nilai yang baik."

Doa-doa demikian adalah kebalikan dari doa Yesus dan para rasul. Yesus mengatakan kepada kita untuk mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya. Dia mengatakan kepada kita bahwa orang kafir mengejar hal-hal demikian, tapi kita harus mencari Kerajaan Allah, berarti kita harus berdoa untuk rencana dan tujuan Allah, bukan rencana dan tujuan kita. Kita perlu mengenali apa yang Tuhan lakukan di dunia ini dan berdoa untuk keberhasilan dan kemajuan rencana dan tujuan-Nya.

Apa tujuan Allah yang harus kita doakan? Dalam Efesus 1 kita membaca bahwa Allah telah memilih kita sejak sebelum dunia dijadikan sehingga kita harus menjadi kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Mengapa Dia ingin kita menjadi kudus? Supaya Dia bisa memberkati kita melalui persekutuan dengan diri-Nya sendiri. Tidak ada kesenangan yang lebih besar daripada memiliki persekutuan dengan Allah. Dalam kehadiran-Nya ada sukacita yang penuh; di tangan kanan-Nya ada kesukaan yang abadi.

Ketika kita mempelajari doa-doa para rasul atau doa-doa Yesus, kita melihat bahwa doa-doa mereka tidak ada hubungannya dengan hal-hal duniawi, melainkan segala sesuatunya berkaitan dengan hal-hal rohani. Maka Paulus berdoa dalam Efesus 1:15-19,

Karena itu, setelah aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, akupun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku, dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya.

Di Efesus 3:14-21 Paulus berdoa

Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa, yang dari pada-Nya semua turunan yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima namanya. Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih. Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah. Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin.

Perhatikan, doa-doa ini tidak ada hubungannya dengan uang, kesehatan, atau nilai ujian. Allah mengurus semua hal ini karena kita adalah anak-anak-Nya.

Ketika kita menganalisis doa yang diajarkan Yesus kepada kita, kita melihat hanya ada satu permintaan kecil untuk hal-hal duniawi: "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya." Semua permintaan lainnya adalah tentang isu-isu rohani: " datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga," dan seterusnya.

Sekarang kita dapat memahami bagaimana tidak rohaninya doa-doa kita. Kita sangat tertarik pada kesehatan kita, kesejahteraan kita, asma kita, pakaian kita dan semua hal lain yang kita bingungkan ketika kita tidak mendapatkan apa yang kita doakan. Misalkan Anda berdoa untuk pekerjaan yang lebih baik, tetapi Anda malah dipecat. Anda harus datang kepada Tuhan dan mencari tahu apa tujuan-Nya bagi Anda. Berdoalah kepada Tuhan, "Ya Tuhan, kiranya tujuan dan rencana-Mu terlaksana di dunia ini. "

Jenis permintaan seperti apa yang harus kita doakan? Satu contohnya mungkin begini, "Tuhan, ajar saya untuk berdoa." Atau kita bisa berdoa, "Tuhan, saya tidak mencintai istri saya; beri saya cinta untuk istri saya." Atau kita bisa berdoa , "Tuhan, saya tidak suka firman-Mu; beri saya kasih untuk firman-Mu." Kita bisa berdoa, "Ya Tuhan, saya kekurangan hikmat, beri saya kebijaksanaan," atau "Tuhan, saya takut, beri saya keberanian."

Kehendak Allah bagi kita adalah untuk dikuduskan, seperti yang kita baca dalam 1 Tesalonika 4:3. Jadi, jika kita ingin berdoa di dalam kehendak Allah, kita akan mengatakan, " Ya Tuhan, Engkau tahu hati saya kotor. Saya bisa duduk di sini dan memikirkan segala macam hal-hal kotor. Saya penuh nafsu, keserakahan, dan iri hati. Tapi Tuhan, Engkau berkata bahwa kehendak-Mu adalah agar kami kudus. Ya Tuhan, tolong sucikan saya." Ketika kita menaikkan doa seperti itu, kita berdoa sesuai dengan kehendak Allah, dan kita tahu bahwa Allah akan memberikan apa yang telah kita minta kepada-Nya.

Kita harus berdoa dengan pengharapan. Jika kita tidak mengharapkan Allah untuk melakukan sesuatu setelah kita berdoa kepada-Nya, kita belum beriman kepada-Nya. Kita perlu menghilangkan doa-doa ritual yang tidak mengharapkan hasil. Ketika kita berdoa dengan iman sesuai dengan kehendak Allah, kita harus mengharapkan Allah memberikan apa yang kita minta dan, sebenarnya, Dia akan memberikannya. Bahkan, Yohanes membuat pernyataan yang mendalam ini di dalam 1 Yohanes 5:15, “Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya.”

Kita tahu kita memperoleh apa yang kita minta kepada Allah dalam doa! Saya berharap kita akan belajar untuk berdoa sesuai dengan kehendak Allah dan membuktikan bahwa Allah kita adalah Allah-yang menjawab-doa. Ini adalah berkat dari berdoa sesuai dengan kehendak Allah. Saya harap kita akan belajar untuk mencari dahulu Kerajaan Allah dan mendoakan hal-hal kerajaan ketimbang kepentingan diri kita sendiri. Sewaktu kita melakukannya, saya menjamin bahwa Allah akan memberi kita makanan dan segala sesuatu yang lain, bahkan tanpa kita memintanya. Ketika kita membenamkan diri dalam tujuan dan kepentingan Allah, Dia akan mengurus segala sesuatu yang kita butuhkan.

Doa di Dalam Kehendak Allah

Bayangkan sebuah diagram dengan dua lingkaran konsentris. Lingkaran besar di luar merupakan kehendak Allah, dan yang lebih kecil di dalam lingkaran mewakili doa yang sesuai dengan kehendak Allah – itu adalah doa di dalam kehendak Allah. Roma 8:26-27 berbicara tentang Roh Kudus yang bersyafaat untuk kita –menurut Allah, berarti sesuai dengan kehendak Allah.

Tapi sebagian besar doa kita bersinggungan dengan kehendak Allah. Mereka mungkin menyentuh sedikit pada kehendak Allah, tetapi sebagian besar berada di luar kehendak Allah. Ketika kita menganalisis doa-doa kita dan membandingkannya dengan doa Yesus atau doa-doa para rasul dalam Kitab-kitab Injil, kita menemukan bahwa doa para rasul sangat rohani sifatnya. Mereka berbicara tentang Kerajaan Allah dan kepentingannya, dan jarang kita melihat doa untuk hal-hal duniawi, seperti uang, pekerjaan, atau kesehatan.

Doa-doa Musa mirip dengan doa-doa para rasul. Dalam Keluaran 33:18 kita menemukan Musa ada di gunung Allah, dan doanya diperkecil menjadi satu permintaan, untuk satu hal yang diperlukan: "Perlihatkanlah kemuliaan-Mu kepadaku," doa Musa.

Misteri Penderitaan

Hal terakhir adalah konsekuensi dari doa. Tapi sebelum saya berbicara tentang apa yang dihasilkan melalui doa-doa kita, kita akan berbicara tentang misteri tertentu yang ada di dalam doa.

Pernahkah Anda berdoa, "Tuhan, saya mengakui ada banyak dosa dan sampah dan keduniawian dalam diriku. Tolong beri saya rasa sakit dan kesulitan karena saya mengerti bahwa api penderitaan akan menghapus sampah duniawi saya. Saya menyadari bahwa saya orang duniawi yang begitu mencintai dunia ini. Saya mengerti bahwa itu bukanlah hal yang baik, dan saya mengerti bahwa rasa sakit dan penderitaan akan menghasilkan hal yang baik bagi saya. Ya Tuhan, beri saya penderitaan"?

Saya tidak berdoa begitu dan saya kira tidak banyak dari kita yang melakukannya. Tapi meskipun kita tidak menaikkan doa ini, karena kemurahan hati-Nya yang besar, Allah memberi kita penderitaan, sakit, dan kesulitan. Ini adalah unsur misteri, dan kita tidak perlu bertanya mengapa. Ini adalah kehendak Tuhan, dan jika itu adalah kehendak Allah, Roma 12:2 mengatakan itu adalah baik, sempurna, dan menyenangkan.

Dalam Yakobus 1:17 kita membaca, "Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran." Apa tujuan Allah bagi kita? Untuk menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita. Dalam Matius 1:21 kita membaca bahwa nama-Nya adalah Yesus, "karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Mengapa Dia harus melakukan itu? Persekutuan dengan Tuhan menuntut kondisi yang disebut kekudusan. "Kuduslah kamu, sebab Aku kudus," Allah memberitahu umat-Nya di seluruh Kitab Suci. Untuk memiliki persekutuan dengan Allah Tritunggal yang benar, kita perlu kekudusan. Tuhan berkata, " Baiklah, Aku akan membuat orang-orang menjadi kudus melalui Anak-Ku." Ini adalah rencana keselamatan Tuhan. Anak melaksanakan rencana keselamatan Allah dan Roh Kudus mengaplikasikan penebusan-Nya kepada kita, dan Dia melakukannya secara efektif. Jadi tujuan Allah adalah untuk membuat kita kudus dan tak bercacat , dan Dia akan mencapai tujuan itu.

Meskipun kita diselamatkan, kita masih memiliki dosa di dalam kita. Setiap orang Kristen demikian, dan kadang-kadang kita mendengar bahwa dosa tiba-tiba meletus. Masalahnya adalah, itu bukanlah tiba-tiba. Biasanya ada banyak situasi di mana dosa dapat dibereskan, tapi tidak dibereskan, dan tiba-tiba meletus dengan keras. Siapa yang membuatnya meletus? Tuhan. Tuhan akan berkata, "Aku akan melakukan sesuatu yang ketika kamu mendengarnya, telingamu akan tergelitik."

Kita semua memiliki dosa yang berdiam dalam hati kita. Raja Daud, seorang yang dikenan oleh Allah, melakukan perzinahan dan membunuh karena dosa tinggal dalam dirinya. Kita semua pezinah dan pembunuh potensial dan lebih buruk. Allah memahami itu dan mengatakan, "Baik. Tapi Aku telah merancangnya dari kekekalan untuk menyelamatkanmu, dan keselamatan ini termasuk menyelamatkanmu dari dosa-dosamu. Oleh karena itu, semua yang Aku lakukan sehubungan dengan hidupmu akan memiliki tujuan tertentu, yang membuatmu kudus, tidak bersalah, dan mulia." Alkitab mengatakan bahwa ketika Dia datang, kita akan bersama dengan-Nya dalam kemuliaan. Dia akan bekerja di dalam kita untuk membawa kita kepada kemuliaan itu.

Tujuan Penderitaan

Mari kita perhatikan beberapa ayat tentang unsur misteri dalam kehidupan Kristen kita. Ini bukanlah sesuatu yang kita minta secara otomatis. Kita bisa berdoa, "Ya Tuhan, saya telah mempelajari firman Allah dan saya menemukan bahwa penderitaan membantu umat Allah dan membuat mereka rendah hati. Ya Tuhan, saya berdoa kiranya Engkau mendatangkan penderitaan terutama kepada istri saya, " atau suami atau anak atau orang lain, "karena orang itu benar-benar membutuhkannya. "Oh, tidak. Kita tidak berdoa meminta penderitaan, tapi penderitaan terjadi dan ditetapkan oleh Allah untuk mencapai tujuan-Nya.

Dalam Kisah Para Rasul 9 kita membaca tentang pertobatan Paulus. Dalam ayat 15 kita menemukan ide tentang penderitaan ini: "Tetapi firman Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.'" Di sini kita melihat bahwa, dalam nasihat Allah yang kekal, penderitaan disertakan bagi rasul Paulus.

Dalam Kisah Para Rasul 20:22 Paulus sendiri mengatakan, "Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ." Beberapa teolog mengatakan bahwa Paulus salah pergi ke Yerusalem. Tapi perhatikan kata-katanya : . . " ditawan oleh Roh, aku pergi ke Yerusalem, tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di sana. Aku hanya tahu bahwa di setiap kota Roh Kudus memperingatkan aku bahwa aku akan menghadapi penjara dan kesulitan. Namun, aku tidak menghiraukan nyawaku sama sekali, asal aku bisa mencapai garis akhir dan menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh Tuhan Yesus kepadaku - tugas memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah. "

Dalam Kisah Para Rasul 21:12-13 kita membaca, "Mendengar itu kami bersama-sama dengan murid-murid di tempat itu meminta, supaya Paulus jangan pergi ke Yerusalem. Tetapi Paulus menjawab: "Mengapa kamu menangis dan dengan jalan demikian mau menghancurkan hatiku? Sebab aku ini rela bukan saja untuk diikat, tetapi juga untuk mati di Yerusalem oleh karena nama Tuhan Yesus.' "

Dalam Yohanes 21 kita membaca tentang Petrus, yang menyangkal Yesus Kristus tiga kali. Setelah Kristus telah mati dan bangkit kembali, Dia datang untuk memulihkan Petrus dan bertanya tiga kali, "Apakah engkau mengasihi Aku?" Tentu saja, Petrus menjawab setiap kali, "Aku mengasihi-Mu." Dalam Yohanes 21:18 Yesus berkata kepada Petrus, "Aku berkata kepadamu .... " Apa artinya? Ini berarti bahwa apa yang akan dikatakan oleh Yesus kepada Petrus adalah pasti, nyata, dapat dipercaya, kebenaran yang tidak berubah. Tidak ada pertanyaan untuk menguji tentang hal itu. Yesus melanjutkan, "Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki." Lalu Yohanes berkata, "Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku." Di sini, kemudian, kita melihat bahwa di dalam kehendak Allah, penyaliban ini adalah juga untuk Petrus. Dalam kehendak Allah Paulus juga mengalami begitu banyak penderitaan yang kita temukan di tempat yang berbeda dalam 2 Korintus. Pada akhirnya Paulus dipenggal dan Petrus disalibkan.

Apakah Anda kira Petrus berkata kepada Yesus, “Engkau tahu bahwa saya adalah orang yang menyangkal-Mu tiga kali. Beri saya penderitaan”? Tidak. Bagi seorang Kristen, penderitaan sudah termasuk di dalamnya. Tuhan berkomitmen untuk keselamatan kita, yang membuat kita kudus, dan proses itu meliputi penderitaan.

Dalam 1 Petrus 4:19 Petrus menulis kepada umat Allah, "Karena itu baiklah juga mereka yang harus menderita karena kehendak Allah... " Di sini sekali lagi kita melihat bahwa kita tidak berdoa untuk penderitaan, tetapi itu sudah termasuk di dalamnya. Kita mungkin tidak menyukainya, dan kita bisa berpuasa dan berdoa dan berusaha untuk keluar dari itu. Tapi Tuhan tidak akan mengubah tujuan-Nya. Dia akan memberi kita penderitaan tertentu. Jadi Petrus menulis, "Mereka yang harus menderita karena kehendak Allah, menyerahkan jiwanya, dengan selalu berbuat baik, kepada Pencipta yang setia." Ada penderitaan yang sesuai dengan kehendak Tuhan.

Kita tidak berdoa untuk kematian anak-anak kita, tapi kadang-kadang mereka meninggal. Kita bisa berdoa, "Ya Tuhan, lindungilah mereka dan sembuhkan mereka," dan itu adalah sebuah doa yang tepat. Tapi misalkan, meskipun sudah berdoa, si anak tetap meninggal. Kecuali kita memahami bahwa Allah menetapkan penderitaan, kita bisa menjadi benar-benar bingung. Kita akan mempertanyakan Allah, bertanya, "Mengapa Engkau melakukan ini? Bagaimana Engkau bisa melakukan itu? " dan mengalami banyak penderitaan. Kita harus menyadari bahwa ada penderitaan yang sesuai dengan kehendak Allah.

Dalam Filipi 1:29 Paulus, berbicara dari pengalamannya sendiri, menyatakan apa kehendak Allah bagi kita semua. Dia memulai, "Sebab kepada kamu dikaruniakan...." Sesuatu telah dikaruniakan kepada kita. Ini disebut karunia. Biasanya ketika kita berbicara tentang karunia karismatik, kita berbicara tentang sembilan karunia Roh, seperti kata-kata hikmat, kata pengetahuan, nubuat, mukjizat, membedakan roh, berbicara dalam bahasa roh, karunia kesembuhan, dan sebagainya. Tapi di sini, Paulus menggunakan kata echaristhe, yang berarti "kepada kamu dikaruniakan."

Apa karunia itu? Paulus berkata, "bukan saja untuk percaya kepada Kristus .... " Jadi, telah diberikan kepada kita atas nama Kristus untuk percaya pada-Nya. Kita ingin berhenti di situ, bukan? Betapa kita menyukai keselamatan! Betapa mudahnya untuk berdoa, "Ya Tuhan, terima kasih karena memberikan saya iman untuk percaya pada Yesus Kristus. " Itulah salah satu karunia karismatik yang untuknya kita sangat bersyukur. Tapi Tuhan memberi kita sesuatu yang lain. Ini adalah karunia karismatik bercabang dua. Ada karunia iman, sehingga kita bisa percaya kepada Yesus Kristus dan diselamatkan. Tapi Tuhan juga memberi kita karunia kemampuan untuk menderita bagi Dia. Keduanya adalah karismata, karunia ilahi. Jadi Paulus menulis, "Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia.... "

Mengapa Allah memasukkan penderitaan? Dalam Roma 8:28 Paulus menulis, "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." Hidup ini tidak semua berupa penderitaan, dan, pada kenyataannya, di negara ini ada sangat sedikit penderitaan. Bagi banyak orang di bagian lain dunia setiap hari adalah perjuangan hanya untuk bertahan. Namun penderitaan terjadi bahkan di sini, sehingga kita bertanya, "Mengapa Allah memasukkan penderitaan dalam kehidupan orang Kristen?" Roma 8:28 mengatakan kepada kita bahwa segala sesuatu bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Apa itu baik? Bahwa kita bisa menjadi serupa dengan gambaran Yesus Kristus sehingga kita dapat memiliki persekutuan dengan Allah. Bekerja dalam segala sesuatu untuk kebaikan. Jadi kita bertumbuh secara rohani, kita menyadari pentingnya peran penderitaan yang ada dalam kehidupan rohani kita, meskipun kita tidak menyukainya. Kita mungkin tidak suka menderita, tapi Tuhan bukan melihat pada apakah kita suka atau tidak. Penderitaan membawa kebaikan dalam kehidupan kita.

Kita harus mengerti, karena itu, bahwa ada suatu misteri tertentu dalam doa, yang merupakan elemen penderitaan yang tidak kita minta. Ya, ketika kita mengalami penderitaan, kita dapat berdoa, "Ya Tuhan, hilangkan." Tapi Tuhan akan berkata, "Tidak, Aku tidak akan menghilangkannya sampai tugasnya selesai. "

Kehidupan Kristen itu penuh makna, dan bahkan penderitaan membawa akhir tertentu yang mulia. Oleh karena itu Allah mengijinkan penderitaan terus ada sampai waktu-Nya tiba.

Konsekuensi Doa

Lalu, apa gunanya berdoa dalam kehendak Allah? Dalam Markus 11:24 kita membaca, "Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu." Kita harus memahami bahwa ini berbicara tentang apa yang Anda minta sesuai dengan kehendak Allah. Di sini kita menemukan kata kerja Yunani elabete, "diterima" digunakan dalam tense aorist. "dan itu akan menjadi milikmu" - dalam bahasa Yunani kata kerjanya adalah estai, yang berarti "akan." Di sini kita melihat bentuk lampau, elabete, dan bentuk masa yang akan datang, estai, mengacu pada jawaban doa. Dengan kata lain, Yesus mengatakan, “apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.”

Kita melihat ide yang sama dalam 1 Yohanes 5:15: "Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya." Kedua kali di sini Yohanes menggunakan kata oidamen untuk tahu," artinya ada kepastian yang diberikan dalam diri kita oleh Roh Kudus. Hal ini tidak berbicara tentang pengetahuan berdasarkan penelitian. Jadi ketika Yohanes menulis, "apa saja yang kita minta, maka kita tahu bahwa kita memiliki apa yang kita minta dari Dia." Kata Yunani untuk "memperoleh" adalah echomen, yang berarti bahwa kita memilikinya.

Ketika kita berdoa sesuai dengan kehendak Allah, kita akan memiliki keyakinan yang diberikan oleh Roh di dalam diri kita bahwa doa kita didengar dan kita akan menerima apa yang kita minta. Hal ini dilakukan dengan iman; itu belum terlihat, tetapi dengan iman saya sudah mendapatkannya.

Mengenai permintaan rohani tertentu, permintaan kita dapat segera dikabulkan. Misalnya, kita membuka Alkitab dan berdoa, "Ya Tuhan, berilah kami kebijaksanaan untuk mengetahui firman-Mu." Kita dapat menerima kebijaksanaan dari Tuhan saat itu. Misalkan seorang suami berdoa, "Tuhan, tolong saya untuk memaafkan istri saya." Dia dapat menerima kasih karunia untuk mengampuni dengan segera. Misalkan kita berdoa, "Ya Tuhan, saya orang yang iri. Tolong saya, ya Tuhan, untuk tidak iri," atau "Ya Tuhan, saya orang penakut. Saya takut. Berikan saya keberanian sehingga saya dapat menyatakan firman-Mu." Dalam Mazmur 51:10 Daud berdoa, "Jadikanlah hatiku murni, ya Allah." Allah mendengar permintaan rohani tersebut dan memberikannya dengan segera. Dalam Yohanes 1:16 kita membaca, "Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia." Dia adalah pokok anggur dan kita adalah ranting-rantingnya. Ketika kita berdoa sesuai dengan kehendak Allah, terutama tentang hal-hal rohani, kasih karunia Allah akan kita terima.

Tetapi ada doa-doa tertentu, terutama permintaan tentang masalah duniawi, kita lihat dijawab dalam tiga cara: baik cepat atau lambat atau setelah kita tidak ada. Seperti yang kita baca dalam Markus 11:24, "Percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu." Itu adalah ide masa depan. Misalnya, orang tua harus berdoa untuk keselamatan kekal anak-anak mereka. Ini adalah doa terbesar yang dapat kita doakan untuk anak-anak kita. Beberapa orang telah berdoa untuk keselamatan anak-anak mereka dan telah melihat hasilnya hampir segera. Beberapa melihat jauh kemudian, bertahun-tahun kemudian. Beberapa anak baru diselamatkan setelah kematian orang tua mereka yang mendoakan.

Misalkan seseorang menikah tetapi tidak memiliki anak. Seorang pria atau wanita seperti itu harus mulai berdoa. Misalnya, dalam Injil Lukas kita membaca tentang seorang pria, Zakharia, dan istrinya, Elizabeth, yang adalah orang-orang kelas atas dari keluarga imam. Mereka berdoa sepanjang hidup mereka untuk dikaruniai anak dan doa mereka didengar langsung. Tapi Tuhan menunggu sampai, waktunya genap, Dia memberi mereka anak di usia tua mereka. Saya yakin Zakharia dan Elizabeth telah putus asa untuk memiliki anak. Dalam Lukas 1 kita membaca tentang Zakharia sebagai orang yang tua, berdoa di Bait Allah dan menjalankan tugasnya sebagai imam. Tiba-tiba seorang malaikat muncul kepadanya dan berkata, "Jangan takut, Zakharia, doamu telah didengarkan. "Dalam ayat 23 Lukas mengatakan" ia kembali ke rumah," dan baris berikutnya berbunyi, "Beberapa lama kemudian istrinya Elizabeth hamil." Tuhan menjawab doa mereka. Mereka telah berdoa selama bertahun-tahun dan menyerah ketika mereka tua. Mereka tidak memiliki jaminan apapun bahwa mereka akan memiliki anak. Tapi Tuhan memberi mereka pada waktu-Nya.

Dalam Lukas 2 kita menemukan pria lain, Simeon, yang adalah salah satu orang yang benar dan saleh di dalam Perjanjian Baru. Kita tidak diberitahu apakah dia seorang nabi atau anggota Sanhedrin. Dia mungkin seorang pria biasa. Tapi Simeon punya satu permintaan rohani yang dia bawa ke hadapan Allah: Dia sedang menunggu penghiburan bagi Israel. Tuhan mendengar doanya dan mengatakan kepadanya, "Simeon, Aku mendengar doamu. Kau tidak akan mati sebelum melihat keselamatan di dalam pribadi Yesus Kristus."

Dalam Lukas 2:27-29 kita membaca, "Tergerak oleh Roh, [Simeon] pergi ke Bait Allah. Ketika orang tua membawa anak Yesus untuk melakukan kepada-Nya kebiasaan hukum yang diperlukan, Simeon menggendong-Nya dan memuji Allah, katanya: Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera,'" dengan kata lain, Simeon berkata, " Saya siap sekarang untuk mati". Pernahkah Anda berdoa: "Ya Tuhan, aku ingin mati" ? Tapi di sini ada seseorang yang ingin mati. Jika Anda bertanya kepada Simeon, "Mengapa Anda ingin mati?" ia akan menjawab, "Karena mataku telah melihat keselamatan dari-Mu, yang telah Kausediakan di depan semua bangsa terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."

Jadi ketika kita berdoa sesuai dengan kehendak Allah, permintaan tertentu, terutama permintaan rohani, akan diberikan dengan segera. Roh Tuhan memberi kita keyakinan, kepastian yang dalam, dan jika kita adalah orang Kristen dari aliran apapun, kita tahu bahwa Allah mendengar doa-doa kita. Saya ingat pernah berdoa di New Jersey dengan insinyur Westinghouse. Kami berlutut dan berdoa tentang hal yang mendesak. Lalu saya berdiri dan berkata, "Ini didengar. Selesai." Ini adalah keyakinan-yang diberikan oleh Roh yang dapat kita miliki.

Kita memiliki keyakinan ini dengan iman, dan kemudian dengan penglihatan kita melihat permintaan kita dikabulkan, entah dalam kehidupan ini atau bahkan setelah hidup kita. Allah mengabulkan permintaan yang kita doakan di dalam kehendak Allah.

Setelah berdoa sesuai dengan kehendak Allah, maka kita bisa hidup dalam pengharapan. Hal ini sama seperti ketika kita memesan sesuatu dan kemudian, setelah memesan, menunggu paket yang akan datang. Setiap hari kita menantikannya, dan akhirnya datang. Ini adalah pemahaman tentang doa yang karismatik, Pantekosta, sesuai dengan Alkitab: Kita berdoa sesuai dengan kehendak Allah, Dia mendengar doa kita, kita menunggu dalam pengharapan bahwa hal itu akan dikabulkan, dan terjadi. Kiranya Allah menolong kita untuk berdoa dengan cara ini setiap hari dalam kehidupan kita. Amin. (t/Jing Jing)

Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama situs: Grace Valley
Alamat URL:http://www.gracevalley.org/sermon_trans/2002/Praying_According_to_Gods_Will.html#.UkPoBX8t3Ig
Judul asli artikel: Praying According to God's Will
Penulis artikel: Rev. P.G. Mathew
Tanggal akses: 26 September 2013